Kala Bahasa Inggris Korea Bertemu Inggris Sunda

December 2, 2015 • Random

“Kak, punya Instagram gak?” tanya Reni.

“Instagram?” Minsu nampak agak kebingungan.

Reni kemudian menyodorkan ponselnya dengan aplikasi Instagram di layar.

“Oh Insthagræm. Ada.” segera Minsu mengetikkan nama akunnya di ponsel Reni.

 

Ketika berbicara menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Inggris, seringkali percakapan mandeg untuk beberapa saat. Bukan karena istilah itu asing, tapi justru karena istilah itu sudah begitu sering dipakai sehingga menjadi bagian dalam bahasa percakapan sehari-hari. Namun masing-masing mengucapkan dengan pengucapan yang berbeda.

Cerita lagi…

 

Minsu belum lama ini datang ke Jakarta untuk magang. Awalnya Minsu agak sulit membiasakan diri tinggal di Jakarta karena tidak bisa berbahasa Indonesia. Untungnya di tempatnya magang ada Reni yang sedikit bisa berbahasa Korea. Segera saja mereka menjadi akrab.

Saat sedang jalan menuju restoran, Minsu jadi teringat perlengkapan mandinya sudah hampir habis ketika melewati Hero. Dalam penerbangan memang tidak dibolehkan membawa cairan lebih dari 100ml. Jadi Minsu pun hanya membawa sedikit saja.

“Oh ya, Reni si, nanti setelah makan kita ke syuphomaket di sana yuk,” ajak Minsu.

“Syuphomakesin? Di mana?” Reni tidak ingat ada toko dengan nama seperti itu.

“Tadi di lantai LG. Ingin beli syampu.”

“Oh, supermarket. Oke deh kak.”

 

Oke, cerita di atas memang tidak begitu mandeg karena masing-masing bisa menemukan konteks yang dibicarakan. Istilah supermarket ini diserap dari bahasa Inggris dan sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia juga bahasa Korea. Nah tapi karena pengaruh logat dan keterbatasan suku kata, maka kata yang sama jadi sangat berbeda pelafalannya.

Penyerapan ke bahasa Indonesia lebih dipengaruhi oleh tulisan. Karena dalam bahasa Indonesia a dibaca a, e dibaca e, dan seterusnya, maka “supermarket” pun dibaca apa adanya menjadi “supermarket” (termasuk huruf ‘r’-nya pun dibunyikan).

Lain halnya ketika diserap ke dalam bahasa Korea. Karena bahasa Korea tidak menggunakan huruf latin, maka penyerapannya pun lebih dipengaruhi bunyi. Bunyi ‘r’ pada akhiran -er dan -ar dalam bahasa Inggris tidak begitu jelas seperti bahasa Indonesia. Maka hasilnya jadi 슈퍼마켓 “syuphŏmakhet”. Ditambah lagi akhiran ‘t’ biasa diserap menggunakan huruf ㅅ, yang mana bila diikuti oleh huruf vokal berubah bunyinya menjadi ‘s’.

Berikut ini catatan bedanya orang Indonesia (logat Sunda) dengan orang Korea ketika mengucapkan kata dalam bahasa Inggris, sejauh yang aku perhatikan.

Suku kata Bunyi Contoh
Sunda Korea Inggris Sunda Korea
-u- a 어 (ŏ) running man ranning mén 런닝맨 (rŏnning mæn)
-a- a 애 (æ) instant instan 인스탠트 (insethænthe)
-oo- u 우 (u) good morning gut morning 굿 모닝 (gut moning)
-z- j/ts/s ㅈ (j) pizza pitsa 피자 (phija)
f- p ㅍ (ph) Facebook pésbuk 페이스북 (phéisebuk)
-esse is ㅣ즈 (ijeu) cheese cis 치즈 (chijeu)
one wan 원 (won) one wan 원 (won)
-er er 어 (ŏ) computer komputer 콤퓨터 (khomphyuthŏ)
-ar ar 아 (a) bar bar 바 (ba)
-et et 엣 (ét) at supermarket di supermarket 인터넷에서 (syuphŏmakésésŏ)
(ㅅ berbunyi ‘s’ jika diikuti huruf vokal)
-s s 스 (seu) bus bas 버스 (bŏseu)
(ㅅ berbunyi ‘t’ jika tidak diikuti vokal)
-d t 드 (deu) download donlot 다운로드 (daunlode)

Apabila sudah beberapa lama mendengarkan bagaimana orang Korea melafalkan bahasa Inggris, kita pun bisa meniru polanya supaya percakapan dengan mereka lebih mudah nyambung. Meskipun efek sampingnya pronounciation kita jadi terdengar aneh ketika bercakap-cakap dengan native speaker Inggris. Kalau pakai logat Sunda di telinga native speaker Inggris pun sebenarnya terdengar aneh juga sih.

Ketika bercakap-cakap dalam bahasa Korea, aku berusaha menyesuaikan pelafalan kata-kata Inggris dengan logat Korea. Ketika bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia, pun aku menyesuaikan pelafalan kata-kata Inggris dengan logat Indonesia (tidak perlu pakai usaha kalau yang ini). Kalau bercakap dalam bahasa Inggris, logat manakah yang harus dipakai? Inggris? Amerika? Australia?

Intinya bukan soal logat mana yang lebih bagus, atau haruskah kita mengucapkan bahasa Inggris dengan logat British yang 100% mirip native. Namun bagaimana supaya orang yang mendengarkan mengerti apa yang kita bicarakan, bukan?

Comments are closed.