Hutan Kota Srengseng

November 4, 2015 • Album, Travel

Terletak di tengah Jakarta Barat, tempat ini bisa jadi lokasi pelarian dari kesibukan perkotaan dan bersantai di lingkungan yang asri. Di sini kamu bisa mendengar kicauan burung dan jangkrik serta menghirup udara segar.

Jalan-jalan di hutan kota seluas 15 hektar berasa seperti berada di hutan sungguhan. Pepohonan yang mengelilingi hutan begitu tinggi dan cukup padat untuk menutup seisi hutan hingga kamu tidak lagi melihat gedung maupun kebisingan dari kota. Ini merupakan pertama kalinya aku mengunjungi Hutan Kota Srengseng, rasanya seperti berada di hutan Dago namun tanpa suhu dinginnya. Udara di sini cukup hangat meskipun tidak sepanas apabila sedang bermacet-macetan di antara kendaraan (tentunya). Menurut Jakarta.go.id, tempat ini mulanya hanya sebuah tempat pembuangan sampah, yang perlahan-lahan diubah menjadi hutan dengan teknik yang mirip seperti yang dilakukan pada World Cup Park di Seoul.

Hutan Kota Srengseng bisa dicapai dengan berjalan sejauh 900m dari Halte Transjakarta Kelapa Dua Sasak (Koridor 8). Dari halte Kelapa Dua Sasak, kamu bisa menggunakan Mikrolet M24 menuju arah jalan Haji Kelik yang akan melewati hutan ini. Mikrolet ini melintas di sebelah kiri jalan saat halte.

Biaya masuk ke Hutan Kota Srengseng adalah sebesar Rp. 1.000 per orang. Kalau kamu membawa kendaraan, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 2.000 untuk mobil dan Rp. 1.000 untuk motor. Tempat parkir tersedia di dalam sehingga kamu tidak perlu parkir di jalan.

Salah satu daya tarik dari hutan ini adalah danau buatan yang berfungsi sebagai waduk untuk sungai Pesangrahan yang mengalir di dekatnya. Ukuran danau ini kira-kira sepertiga dari luas hutan sehingga tidak mungkin kamu tidak menemukannya. Ada pulau di tengah danau yang tidak bisa diakses oleh masyarakat, penuh dengan pepohonan. Menurutku, lokasi paling nyaman untuk duduk-duduk dan bersantai adalah di sebelah barat danau karena pepohonan rindang menaungi lokasi ini dari sinar matahari. Apalagi terkadang kamu juga bisa merasakan angin sepoi-sepoi dari arah danau. Bagian timur laut juga cukup bagus untuk menikmati pemandangan danau yang lebih luas dengan hutan di belakangnya.

Sisi di seberang danau ini merupakan tempat terbaik untuk duduk dan bersantai.

Hutan di sisi barat lebih nampak seperti rawa. Jika di wilayah danau suara burung terdengar lebih dominan, di sisi sini kamu bisa mendengar bunyi jangkrik dan katak lebih jelas. Pemandangan lebih jauh ke belakang tidak begitu menarik karena kamu akan menemui penghujung hutan, sehingga yang nampak adalah tembok dan bangunan di baliknya, serta suara kendaraan. Jadi tidak berasa alami lagi.

Wilayah barat laut dan timur laut, dekat dengan kantor, digunakan untuk pembibitan tanaman baru. Bibit dan tanaman kecil ini dijual.

Pohon dengan akar gantung terlihat dari sisi barat laut hutan.

Di akhir pekan, nampak cukup banyak masyarakat yang berkunjung. Remaja, keluarga, dan mereka yang hobi memancing. Ketika aku datang ke hutan kota Srengseng, rupanya ada perkumpulan pecinta anjing juga.

Hutan ini juga memiliki beberapa fasilitas, walaupun banyak yang tidak dikelola bahkan dibiarkan. Ada taman bermain anak, panggung terbuka, dan tembok panjat yang sudah tak digunakan. Ada juga trek jogging mengitari hutan, sehingga kamu tidak perlu khawatir memasuki dan menjelajahi hutan. Sebenarnya, kebanyakan hutan rekreasi memang memiliki jalur yang sengaja dibuat agar mudah dilalui oleh masyarakat.

Ada taman bermain juga di dekat pintu masuk. Kamu juga bisa beli makan dan minuman di pujasera dekat sini.


Leave a comment